Tahap Terbaik Mengatasi BBM
Akhir-akhir
ini BBM menjadi isu hangat di tengah masyarakat karena kelangkaannya di
sejumlah daerah di Indonesia. Kelangkaan tersebut muncul karena sebagian besar
masyarakat masih menggunakan kompor dengan bahan bakar minyak tanah untuk
memenuhi kebutuhan sehari-harinya, misalnya memasak ataupun menyalakan
mesin-mesin dalam kegiatan industri. Kelangkaan ini bersifat sangat tidak tentu
dan meresahkan penduduk setempat karena sangat membutuhkan BBM untuk kebutuhan
mereka.
Seperti yang kita ketahui, BBM
mulai marak diperbincangkan baik di
kalangan pemerintah maupun masyarakat. Dengan adanya kelangkaan BBM ,
masyarakat sangat khawatir apabila BBM dibatasi penggunaannya. Tapi
bagaimanapun, penggunaan BBM seharusnya dibatasi agar tidak mengurangi
persediaan minyak dunia. Faktor lain
yang turut menyebabkan terjadinya kelangkaan adalah kemungkinan terjadinya
peningkatan volume konsumsi BBM dari yang dialokasikan dalam APBN.
Pemerintah
harus bertindak efektif dalam menemukan solusi yang tepat dengan cara menganalisa
dan memilih strategi mana yang merupakan usaha untuk menjadi jalan keluar dan
menentukan tindakan alternatif yang paling baik mengatasi kelangkaan minyak
tanah ini. Awalnya pemerintah melakukan alternatif dengan mengalihkan pemakaian
BBM dengan Bahan Bakar Gas (BBG). Selain mengganti BBM dengan Bahan Bakar Gas
(BBG), Pemerintah mulai mencari alternatif lain dengan mengalihkan pemakaian
BBM dengan Bahan Bakar Nabati (BBN). Sederet
nama muncul sebagai alternatif antara lain, jarak pagar (Jatropha curcas L.,
Euphorbiaceae), nyamplung (Calophyllum inophyllum) dan kemiri sunan (Aleurites
Trisperma).
Dari
ketiga alternatif pengganti BBM tersebut, kemiri sunan memiliki kandungan minyak
nabati untuk keperluan bahan bakar biodiesel lebih bagus dan lebih ekonomis.
Berdasarkan catatan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
endosperma biji tanaman ini mengandung minyak yang dapat diproses menjadi
minyak pengganti solar atau biodiesel dengan komposisi minyaknya terdiri atas
asam palimitat 10 %, asam stearat 9 %, asam oleat 12 %, asam linoleat 19 %, dan
asam a-elaeostearat 51 %.
Oleh
karena itu, pemerintah menghimbau agar masyrakat bisa ikut serta dalam
pembatasan BBM dengan menggunakan alternatif berupa BBN supaya tidak
menimbulkan kelangkaan terhadap BBM. Hal ini juga berdampak positif bagi
masyrakat apabila sewaktu-waktu BBM mengalami kelangkaan.
http://esdm.go.id/berita/migas/40-migas/5394-kemiri-sunan-alternatif-pengganti-bbm.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar